Cara Bimbel Jepara Mendidik Anak SD Supaya Pintar

Mengajari dan mendidik anak bagi orang tua adalah suatu kewajiban. Kadang bisa tepok jidat juga ketika kita mengajari anak TK / Playgroup ataupun anak SD kelas 1 dan 2.

Cara Bimbel Jepara Mendidik Anak SD Supaya Pintar

Mengajari anak balita ataupun anak SD kelas 1 - 2 ada teknik-teknik khusus. Karena mereka adalah makhluk yang gampang bosan. Namun janganlah selalu berprasangka negatif gitu. Terkadang mereka sangat penasaran mempelajari sesuatu yang baru.

Tinggal pintar-pintarnya orang tua mengolah rasa penasaran ini menjadi kesempatan untuk mengajari mereka.

Cara Membuat Anak Termotivasi Belajar

Di Bimbingan Belajar Cahaya Ilmu ada cara-cara khusus yang tidak dapat dishare di artikel ini, cara inilah yang bisa membuat anak-anak hingga mereka ketagihan belajar. Terkadang 1 buku cetak mereka bisa habiskan dalam waktu 2 bulan, dimana biasanya sekolah baru selesai dalam waktu 6 bulan.

Bagaimana pun juga, paling penting bagi orang tua sebenarnya adalah sang anak memiliki rasa motivasi yang besar untuk belajar. Itu saja, tak perlu muluk-muluk sang anak harus juara 1, atau 10 besar. Terpenting sang anak tanpa disuruh bisa belajar sendiri.

Nah itu susahnya. Coba cari 1 anak, tanpa disuruh akan buka buku belajar sendiri. Yang ada mah, orang tua akan teriak-teriak suruh belajar. Gawatnya, dicuekin sang anak.

Banyak orang tua yang sangat sigbuk sehingga tidak punya kesempatan untuk ngajarin anak-anaknya. Ataupun sang orang tua sudah lupa dengan pelajaran SD. Sehingga sang orang tua tidak percaya diri untuk ngajarin anaknya. Lebih baik sang orang tua menitipkan anaknya ke Bimbel yang bisa dipercaya untuk mengurus pendidikan sang buah hati.

Banyak yang beranggapan dan berpandangan pendidikan sejak dini sangatlah tidak bagus, karena sang anak seharusnya semasa kelas Playgroup, TK A, TK B bahkan kelas 1 SD, wajib main sepuasnya, dan les belajar. Nanti kelas 2 baru belajar. Apakah benar pandangan tersebut?

Memanajemenkan Waktu Belajar Anak

Menurut banyak penilitian, memang di negara-negara barat, sang anak ketika kelas Playgroup, TK A, TK B bahkan kelas 1 SD tidak diperbolehkan belajar terlalu serius. Bahkan diwajibkan untuk bermain sepuasnya, guna menimbulkan kreativitas. Banyak studi yang menyatakan dengan demikian, sang anak nanti setelah dewasa memiliki kreativitas yang tinggi dibanding anak yang lain.

Sedangkan di China sendiri, anak-anak Playgroup, TK A dan TK B tidak diperbolehkan belajar tulis ataupun matematika. Tapi dibolehkan main sepuasnya. Namun tetap diajari membaca. Ketika SD kelas 1, baru diajari menulis. Seperti kita ketahui negeri barat lebih kreatif dan inovatif dibandingkan negara-negara Asaia termasuk Indonesia.

Juga ada anggapan hubungan/korelasi antara pengajaran ketika playgroup, TK A, TK B dan kelas 1 SD di Negeri Barat yang berbanding lurus dengan tingkatnya kreativitas berujung pada kemajuan negeri barat dibanding negeri Asaia lainnya.

Terus bagaimana dong? Mending kita slow saja anak-anak kita ketika masih TK A, TK B, dan Playgroup, baru pas SD Kelas 1 nya aja ya?

Punya pikiran demikian bagus. Namun apa yang terjadi di lapangan di lingkungan masyarakat Indonesaia? Untuk bisa tembus di sekolah-sekolah SD ternama, sang anak sudah harus punya dasar yang kuat di matematika, membaca, menulis, kadang kita bisa sebut calistung.

Les Calistung Untuk Anak

Meskipun sang anak semasa TK A ataupun TK B belum diajarin sekolahnya calistung, berbondong-bondong orang tua yang memasukkan anaknya bimbel untuk les calistung, demi bisa lolos tes masuk berbagai sekolah SD ternama. Kalo tak ikut les, tentunya mungkin saja tidak bisa tembus masuk.

Bagaimana mungkin sang anak yang tidak bisa baca, dites membaca. Ya tentu pasti ditolak. Ketika ditolak, langsung deh, orang tua punya anggapan, wah anak saya tak mampu, atau IQ nya rendah, tak sanggup tembus sekolah bagus.

Tentu tidak demikian sebenarnya. Coba kalo sang ortu mempersiapkan anak dengan ikut les Calistung, tentu mungkin bisa lolos tes, atau bahkan bisa lebih percaya diri dari siswa-siswa lainnya.

Terus bagaimana bila sang anak kita sudah diterima di sekolah yang kita inginkan tersebut? Tentunya kita perlu mendaftarkan anak ikut les pelajaran SD , supaya dia bisa adaptasi penyesuaian dengan materi awal yang dikasih guru SDnya, karena tentunya guru SD kelas 1, sudah menganggap sang anak sudah terbiasa dengan materi yang akan disampaikan, karena sang anak sudah lolos tes masuk yang demikian sulitnya.

Namun bagi pengajar sendiri, lebih baik selangkah lebih dulu mengenal ilmu yang ada di lingkungan kita. Karena kita perlu beradaptasi. Dari banyak pengalaman, untuk kasus di Indonesaia, bilamana kita belajar lebih cepat, hasil yang didapat jauh lebih tinggi dibanding saiswa yang belajar sesuai ritme sekolah. Bagaimanakah dengan pandangan Anda?

Jangan lupa segera daftar kan anak Anda pada Bimbel terdekat di kota Anda.

Hubungi kami di 085 280 425 323

Komentar